MAKALAH SOSIOLOGI EKONOMI
PENDEKATAN SOSIOLOGI TENTANG
EKONOMI
DISUSUN UNTUK
MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH “SOSIOLOGI
EKONOMI”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK
M
HANIFUR ROSYIDIN 1596141029
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
SEMESTER GENAP 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat serta dan hidayah-Nya kepada kita semua
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH SOSIOLOGI EKONOMI PENDEKATAN
SOSIOLOGI TENTANG EKONOMI”, makalah
ini dibuat sebagai penunjang kegiatan perkuliahan pada mata kuliah sosiologi
ekonomi.
Terima kasih yang sebesar-besarnya dari kelompok hanturkan kepada dosen pembimbing
mata kuliah sosiologi ekonomi yang telah membimbing kami
dalam pembuatan makalah dan tak lupa pula penulis ucapkan terima
kasih kepada teman-teman dan semua pihak yang telah memberi sumbangan pemikiran
dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
menyadari, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah kami. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat diterima dan dapat memberi manfaat bagi pihak yang
membutuhkan.
Makassar, 21 Maret
2016
Kelompok
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab II Isi
1.
Konsep
Aktor
2.
Konsep
Tindakan Ekonomi
3.
Hambatan
pada Tindakan Ekonomi
4.
Hubungan
Ekonomi dan Masyarakat
5.
Tujuan
Analisa
6.
Penerapan
Metode
7.
Teori Sosiologi
Sebagai Pendekatan
Bab III Penutup
A. Kesimpulan/Saran
Daftar pustaka
BAB
II
ISI
1.
Konsep Aktor
Ekonomi seperti yang disebutkan
sebelumnya merupakan suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya
yang berhubungan dengan pengalokasian sumber daya masyarakat dengan
mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing. Bisa dikatakan
kegiatan ekonomi merupakan cara bagaimana orang secara individual atau kelompok
memenuhi kebutuhan hidup terhadap barang dan jasa. Dalam hal ini segala aktifitas
yang dilakukan mereka berhubungan dengan proses produksi, distribusi, dan
konsumsi.
Individu merupakan titik tolak dalam
analisis ekonomi. Sebagaimana yang diterangkan dalam buku pengantar sosiologi
ekonomi karangan Prof. Dr. Damsar yang mengatakan bahwa pendekatan individu
dalam analisis ekonomi berakar dari utilitarianisme dan ekonomi politik
Inggris. Utilitarianisme mengasumsikan bahwa individu adalah makhluk yang
rasional, senantiasa menghitung dan membuat pilihan yang dapat memperbesar
kesenangan pribadi atau keuntungan pribadi, dan mengurangi penderitaan atau
menekan biaya. Sementara ekonomi politik Inggris dibangun diatas prinsip
“laissez faire” yaitu “biarkan hal-hal sendiri, biarkan hal yang baik masuk”.
Artinya biarkan individu mengatur dirinya, karena individu tahu yang dimauinya.
Akan tetapi kontrol negara tetap dibutuhkan sebagai penjaga dalam kebebasan
individu dalam mendapatkan keuntungan yang diinginkan.
Mengapa individu diberi kebebasan?
Jawabannya karena individu itulah sendiri yang lebih mengetahui daripada orang
lain mengenai kemampuan, pengetahuan, keterampilan, jaringan, dan lainnya yang
dimilikinya. Sebagai contoh, Rudi memilih bekerja sebagai makelar kendaraan
bermotor dibandingkan menjadi seorang guru SMA, meskipun dia seorang sarjana
pendidikan bahasa, dengan berbagai pertimbangan yang rasionalnya, seperti
kemampuan finansial, pengetahuan, keterampilan, jaringan dan dukungan dari
anggota keluarga dan kerabat lainnya yang lebih dulu berkelut dan semuanya
berhasil. Sehingga dia menjatuhkan pilihan tersebut dan dianggap sebagai
keputusan yang rasional dan tepat. Lain lagi dengan Sinta yang meninggalkan
pekerjaannya sebagai penjual pakaian dan pindah menjadi guru SD setelah lulus
ujian dengan status PNS (Pegawai Negeri Sipil). Dia beranggapan menjadi penjual
baju butuh modal yang besar sementara dia berasal dari keluarga miskin dan dia
merasa tidak cocok berprofesi sebagai pedagangan. Tapi menjadi guru adalah
profesi yang diidam-idamkan sejak dulu serta didukung dengan kemampuan dan keterampilannya
sebagai tenaga pengajar yang baik. Dia juga berpamdangan bahwa jika menjadi PNS
maka masa tuanya setelah pensiun akan dijamin oleh negara.
Contoh lain, yang dikutip dalam buku
pengantar sosiologi ekonomi, seorang wanita karir yang melihat dirinya dalam
kaitannya dengan apa yang dilakukannya, diperbuat atau dikerjakannya. “Apapun
kata orang tentang diriku, kutahu yang kumau”. Itulah cara berpikir dan
prinsip sang wanita karir itu. Beginilah
cara ekonomi klasik memandang aktor, dalam hal ini wanita karir tersebut.
Beda dalam pendangan sosiologi dalam
mendiskusikan individu, aktor dianggap sebagai kesatuan yang dikonstruksi
secara sosial, yaitu aktor dalam suatu interaksi atau aktor dalam masyarakat.
Aktor dalam suatu interkasi artinya
individu yang terlibat dalam suatu interaksi dengan individu atau beberapa
individu lainnya. Individu dipandang sebagai aktor kreatif dalam menciptakan,
mempertahankan, dan merubah dunianya pada saat interaksi berlangsung. Contoh,
seorang mahasiswa yang setiap harinya mengenakan pakaian-pakaian bermerek dan
mengendarai mobil mewah ke kampus, berpenampilan bagus daripada teman-temannya
yang lain, seakan-akan memamerkan kekayaan orang tuanya. Suatu hari ketika
mangikuti perkuliahan, dia pun ditunjuk oleh dosen ke depan dan memberikan
penjelasan ke teman-teman sekelasnya tentang tema yang diangkat pada saat
perkuliahan tersebut. Tapi apa yang terjadi, mahasiswa tersebut maju dan
berdiri di depan dengan tubuh gemetaran dan tidak mampu mengeluarkan satu kata
pun dari mulutnya. Sudah beberapa menit berdiri, belum juga melontarkan sebuah
kata. Akhirnya sang dosen, mengeluarkan kalimat kepadanya, “penampilan saudara
layaknya orang dewasa, tapi sayang saudara masih dikalahkan oleh seorang anak
TK”. Mahasiswa tersebut merasa sangat malu dihadapan dosen dan mahasiswa
lainnya. Semenjak peristiwa itu, dia pernampilan sederhana seperti mahasiswa
lainnya dan tidak lagi memamerkan kekayaan orang tuanya. Berdasarkan contoh di
atas terlihat dengan jelas pentingnya konteks interaksi dalam memperoleh
perilaku seseorang dalam berbusana.
Selanjutnya yang dimaksud aktor
dalam masyarakat adalah individu yang identitas dirinya tidak tampil tetapi
tersembunyi dalam suatu kesatuan yang dinamakan masyarakat. Masyarakat sebagai
satu kesatuan yang di dalamnya terdiri dari individu-indivdiu yang
membentuknya. Sebagai contoh, hubungan persahabatan yang dipandang oleh Berger
sebagai masyarakat. Pola hubungan persahataan dengan pola hubungan teman biasa
sangat berbeda. Pola hubungan persahabatan dikenal dengan istilah sistem
interaksi atau dikenal juga sebagai masyarakat, sedang pola hubungan teman
biasa hanya disebut sebagai interaksi sosial biasa.
Dari penjelasan di atas, dapat
ditekankan bahwa aktor dalam sosiologi tidak bisa dilihat sebagai individu itu
sendiri, akan tetapi individu itu harus dihubungkan atau dikaitkan dengan
individu lainnya baik sebagai peroranga mapun dalam bentuk kelompok.
Dari segi ekonomi, mengasumsikan
bahwa aktor tidak dihubungkan dengan aktor lainnya. Sedang dari segi sosiologi,
mengasumsikan bahwa aktor dihubungkan dengan dan dipengaruhi oleh aktor
lainnya.
2.
Konsep Tindakan Ekonomi
Sebagaimana yang diterangkan di
atas, ditinjau dari ekonomi, aktor diasumsikan mempunyai pilihan dalam
melakukan tindakannya. Tindakan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
memaksimalkan pemanfaatan dan memperoleh keuntungan pribadi. Dari sosiologi
melihat beberapa tipe tindakan ekonomi, sebagaimana Weber menyatakan tindakan
ekonomi berupa rasional, tradisional, dan spekulatif-irrasional.
Tindakan ekonomi rasional, dalam hal
ini individu dituntut bertindak secara rasional dengan mempertimbangkan segala
aspek atas apa yang akan dikerjakan dan kemungkinan-kemungkinan yang akan
terjadi. Misalnya individu mempertimbangkan alat yang tersedia untuk mencapai
tujuan yang ada. Seorang sarjana ekonomi, misalnya, dipandang rasional jika dia
mendaftar sebagai akuntan di sebuah bank, dibanding memilih pekerjaan sebagai
petani di desa. Ataukah, seorang tamatan SD yang tidak memilih keahlian
tersendiri memilih jadi petani di desa daripada tinggal di kota yang biaya
kehidupan mahal dan menuntut masyarakat mempunyai skill sehingga, dianggap
sebagai tindakan rasional dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan. Tindakan
ekonomi rasional ini memang menjadi perhatian baik dari ekonomi maupun
sosiologi.
Tindakan ekonomi tradisional dan
tindakan ekonomi spekulatif-irrasional tidak menjadi perhatian ekonomi, tetapi
menjadi perhatian sosiologi. Tindakan ekonomi tradisional merupakan tindakan
yang bersumber dari tradisi atau konveksi. Misalnya seorang yang telah
melakukan perjalanan atau kunjungan dari daerah lain dan membawa ole-ole berupa
barang-barang yang menjadi ciri khas daerah yang telah didatanginya, kemudian
membagikannya kepada anggota keluarga lain, teman, tetangga dan lainnya. Hal
seperti ini dianggap sebagai tindakan ekonomi. Contoh lainnya, melakukan
pertukaran barang atau membawa kado saat acara pernikahan seorang teman, atau
berupa sumbangan untuk perayaan acara perkawinan kerabat, dan sebagainya.
Tindakan ekonomi
spekulatif-irrasional, merupakan tindakan ekonomi yang berorientasi ekonomi
yang tidak mempertimbangkkan instrument yang ada untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Contoh sederhana dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari,
biasa kita mendengar atau membaca dari media cetak seorang korban tipuan dari
kekuatan dukun/paranormal yang mampu menggandakan uang. Korban-korban tersebut
berasal dari latar belakang menurut pendidikan, pekerjaan, dan status sosial.
Dari segi sosiologi, tindakan itu dianggap sebagai tindakan
spekulatif-irrasional karena secara rasional uang tidak dapat digandakan lewat
apapun, kecuali pemalsuan uang.
Bagi
sosiologi, tindakan ekonomi dianggap juga sebagai bentuk tindakan sosial,
karena dalam tindakan ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi terdapat
juga hubungan sosial seperti memperhatikan tingkah laku orang lain, saling
bertukar pandangan, berbicara, berjabat tangan, mengucap salam atau memberi
senyuman. Menurut ekonomi, tindakan ekonomi berkaitan dengan selera, kualitas
dan harga barang dan jasa.
3.
Hambatan pada Tindakan Ekonomi
Dalam pandangan ekonomi sebagaimana
yang dijelaskan sebelumnya bahwa tindakan ekonmi dibatasi pada selera dan
kelangkaan sumberdaya dan teknologi sehingga ada pemaksimalan pemanfaatan dan
keuntungan, secara prinsip dengan mudah memprediksi tingkah laku aktor. Dari
sosiologi tidak hanya memperhatikan dari kelangkaan sumberdaya tetapi juga dari
pengaruh aktor-aktor lainnya, apakah aktor-aktor itu akan mempermudah,
memperlancar, menghambat, atau membatasi tindakan ekonomi di dalam dunia pasar.
Sebagaimana yang kita ketahui tindakan ekonomi dalam pandangan sosiologi tidak
berada pada ruang hampa udara yang di dalamnya tidak ada hubungan sosian antara
individu, sebaliknya tindakan ekonomi terjadi dengan adanya hubungan sosial
antara individu yang berada di dalamnya.
Dalam suatu tindakan ekonomi yang
dilakukan orang biasanya terdapat suatu kerjasama, kepercayaan, dan jaringan.
Sebaliknya, kadang kala dalam tindakan ekonomi memunculkan perselisihan,
pertengkaran, ketidakpercayaan, bahkan sampai pemutusan hubungan. Contoh,
seorang pengrajin benang sutra di Sempangge, Kab. Wajo memiliki hubungan bisnis
dengan pedagang sutra. Dimana hubungan yang terjalin diantara keduanya bukan
hanya hubungan bisnis semata, akan tetapi terdapat juga hubungan sosial.
Misalnya, ketika perayaan Idul Fitri keduanya saling mengadakan kunjungan untuk
melakukan silatuhrahmi sesama umat
muslim. Atau sebaliknya, dua orang pengusaha melakukan hubungan bisnis namun
hubungan ekonomi itu tidak berlangsung lama. Karena salah satunya menghilangkan
kepercayaan atau dengan kata lain melakukan penyimpangan yang merugikan pihak
yang satunya dan hal itu diketahui oleh pihak tersebut. Pada akhirnya hubungan
bisnis antara kedua diputuskan karena adanya kekecewaan salah satu pihak.
Perselisihan yang terjadi dalam dunia bisnis karena ketidakmampuan menjaga
kepercayaan yang dimiliki antara dua belah pihak. Yang selanjutnya akan
mempengaruhi jaringan dan ruang gerak bisnisnya semakin sempit bahkan bisa
tertutup.
4.
Hubungan Ekonomi dan Masyarakat
Para ekonom memusatkan kajian pada
pertukaran ekonomi, pasar, dan ekonomi, sementara masyarakat hanya dianggap
sebagai sesuatu yang berada di luar dan sesuatu yang telah ada. Menurut sosiologi,
ekonomi dipandang sebagai bagian internal dalam masyarakat. Sosiologi selalu
memandang sessuatu secara holistik, melihat suatu kenyataan saling terkait
antar berbagai faktor. Sehingga sosiologi ekonomi memusatkan perhatiannya pada:
a. Analisis sosiologis terhadap proses ekonomi, misalnya
proses pembentukan harga atau bagaimana terbentuknya kepercayaan dalam tindakan
ekonomi bisa juga berbentuk perselisihan.
b. Analisis hubungan dan interaksi
antara ekonomi dan institusi lain dari masyarakat, seperti hubungan antara
ekonomi dan agama, pendidikan, stratifikasi sosial, demokrasi, atau politik.
c. Studi tentang perubahan institusi dan para meter budaya
yang menjadi konteks bagi landasan ekonomi dari masyarakat, contohnya semangat
kewirausahaan di kalangan santri, kapital budaya (cultural capital) pada
masyarakat nelaya, atau etos kerja di kalangan pekerja tambang.
Pengaruh ekonomi dalam kehidupan sosial sangatlah jelas
terlihat yakni bagaimana ekonomi membentuk perilaku atau tindakan manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Masyarakat sebagai individu yang berinteraksi
menggunakan ekonomi sebagai salah satu alat untuk berinteraksi yang kemudian
termanifestasikan dalam proses tukar-menukar atau jual-beli dengan menggunakan
alat tertentu yang biasa kita kenal dengan nama uang.
5.
Tujuan Analisa
Ekonomi dan sosiologi memang berbeda
dalam memandang suatu kenyataan namun antara keduanya saling terkait dan
menimbulkan hubungan timbal balik serta saling mempengaruhi. Seperti dalam
bagian ini, ekonomi dan sosiologi mempunyai perbedaan dalam menganalisa suatu
pernyataan, karena keduanya memang memiliki pandangan yang berbeda. Ekonomi
mempunyai kecenderungan untuk melakukan prediksi dan eksplanasi, serta sangat
sedikit membuat deskripsi. Maksudnya, ekonomi itu selalu cenderung melakukan
suatu ramalan mengenai masa depan disertai dengan penjelasan tentang hubungan
pengaruh yang akan timbul antara variabel tersebut. Ekonomi melihat bagaimana
tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Tindakan tersebut
biasanya berada pada pola interaksi ekonomi seperti produksi, distribusi, dan
konsumsi.
Sosiologi justru lebih pada
deskripsi dan eksplanasi, sementara prediksi sangat jarang digunakan. Dalam
artian bahwa sosiologi memiliki kecenderungan melihat suatu kenyataan/fenomena
lebih mendalam, menganalisa jauh kedalam mengenai apa yang sebenarnya terjadi,
ada apa dibalik kenyataan itu, dan melihat tembus terhadap realita yang
terjadi. Deskripsi analitik sangat sering digunakan oleh sosiolog untuk
menggambarkan fenomena sosial yang terjadi.
6.
Penerapan Metode
Ekonomi yang cenderung menggunakan
prediksi maka metode yang cocok digunakan adalah penerapan hipotesa dan
penggunaan model-model dalam bentuk matematik. Ekonomi cenderung mencoba
menerapkan hipotesis berdasarkan prediksinya. Dengan demkian, ekonomi cenderung
menggunakan data resmi atau data sekunder dan tidak mempunyai data sendiri.
Sementara sosiologi menggunakan
metode yang berbeda satu sama lain seperti hermeneutik, etnografi, dan
fenomenologi termasuk metode historis dan perbandingan. Biasanya para sosiolog
melakukan pengumpulan data sendiri di lapangan. Sosiologi sebagai disiplin ilmu
yang bebas nilai tidak serta merta memberikan label dan sosiologi melihat bahwa
dalam proses ekonomi terdapat interaksi sosial. Sosiologi dalam metodenya
menggunakan metode kualitatif dengan sumber data primer dan sekunder.
7.
Teori Sosiologi Sebagai
Pendekatan
Salah satu pendekatan sosiologi adalah teori sosiologi. Teori merupakan alat untuk melakukan analisis. Oleh sebab itu teori bukan merupakan tujuan analisis melainkan alat untuk memahami kenyataan atau fenomena dalam hal ekonomi.
Dalam sosiologi, teori telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dalam pembahasan ini kita hanya membatasi empat teori saja, dua teori mikro (Teori Interasionisme Simbolisdan Teori Pertukaran) dan dua teori makro (Teori struktural fungsional dan Teori Struktural Konflik). Teori tersebut adalah sebagai berikut:
1. Teori struktural fungsional,
Teori ini menjelaskan bagaimana berfungsinya suatu struktur seperti persahabatan, organisasi, dan masyarakat akan tetap ada sepanjang ia memiliki fungsi.
Asumsi teori struktural fungsional
a. Setiap masyarakat terdiri dari berbagai element yang terstruktur secara relatif, mantap dan stabil
b. Element-element terstruktur tersebut terintegrasi dengan baik.
c. Setiap element dalam struktur memiliki fungsi yaitu memberikan sumbangan pada bertahannya struktur itu sebagai suatu sistem.
d. Setiap struktur yang fungsional dilandaskan pada suatu konsensus nilai diantara para anggotanya.
2. Teori Struktural Konflik
Teori ini menjelaskan bagaimana struktur memiliki konflik. Berbeda dengan struktural fungsional yang menekankan pada fungsi dan element-element pembentukan struktur. Teori struktural konflik melihat bahwa setiap struktur memiliki berbagai element yang berbeda, yaitu motif, maksud, kepentingan atau tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan itulah yang menimbulkan terjadinya disintegrasi, konflik dan perpecahan.
Asumsi Teori Struktural Konflik
a. Setiap masyarakat, dalam setiap hal, tunduk pada proses perubahan; perubahan sosial terdapat dimana-mana.
b. Setiap masyarakat, dalam setiap hal, memperlihatkan pertikaian dan konflik; konflik sosial terdapat dimana-mana.
c. Setiap element dalam suatu masyarakat menyumbang disintegrasi dan perubahan.
d. Setiap masyarakat didasarkan pada paksaan dari beberapa anggotanya dari orang lain.
3. Teori Interasionisme Simbolis
Teori ini memahami realitas sebagai suatu interaksi yang dipenuhi oleh berbagai simbol.
Asumsi Teori Interasionisme Simbolis
a. Manusia adalah makhluk yang mampu menciptakan dan menggunakan simbol.
b. Manusia menggunakan simbol untuk saling berkomunikasi.
c. Manusia berkomunikasi melalui pengambilan peran (role taking)
d. Masyarakat terbentuk, bertahan dan berubah berdasarkan kemampuan menusia untuk berfikir, untuk mendefinisikan, untuk melakukan refleksi diri dan untuk melakukan evaluasi
4. Teori Pertukaran.
Teori pertukaran melihat dunia ini sebagai arena pertukaran, tempat orang-orang menukar ganjaran atau hadiah, adapun bentuk perilaku sosial seperti persahabatan, perkawinan atau perceraian tidak lepas dari soal pertukaran.
Asumsi Teori Pertukaran
a. Manusia adalah makhluk yang rasional, dia memperhitungkan untung dan rugi.
b. Perilaku pertukaran terjadi apabila:
· Perilaku tersebut harus berorientasi pada tujuan-tujuan yang hanya dapat dicapai melalui interaksi dengan orang lain
· Perilaku harus bertujuan untuk memperoleh sarana bagi pencapaian tujuan tersebut.
c. Transaksi-transaksi pertukaran terjadi hanya apabila pihak yang terlbat memperoleh keuntungan dari pertukaran itu.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan Dan Saran:
Berdasarkan pemaparan di atas maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Dari segi ekonomi, mengasumsikan
bahwa aktor tidak dihubungkan dengan aktor lainnya. Sedang dari segi sosiologi,
mengasumsikan bahwa aktor dihubungkan dengan dan dipengaruhi oleh aktor
lainnya.
2.
Menurut sosiologi, tindakan ekonomi
dianggap juga sebagai bentuk tindakan sosial, karena dalam tindakan ekonomi
yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi terdapat juga hubungan sosial seperti
memperhatikan tingkah laku orang lain, saling bertukar pandangan, berbicara,
berjabat tangan, mengucap salam atau memberi senyuman. Menurut ekonomi,
tindakan ekonomi berkaitan dengan selera, kualitas dan harga barang dan jasa.
3.
Dalam suatu tindakan ekonomi yang
dilakukan orang biasanya terdapat suatu kerjasama, kepercayaan, dan jaringan.
Sebaliknya, kadang kala dalam tindakan ekonomi memunculkan perselisihan,
pertengkaran, ketidakpercayaan, bahkan sampai pemutusan hubungan.
4.
Ekonomi sangat memberikan pengaruh
dalam kehidupan sosial dengan jelas terlihat bagaimana ekonomi membentuk
perilaku atau tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
5.
Dalam menganalisa suatu pernyataan,
ekonomi cenderung memakai prediksi dan eksplanasi dan deskripsi sangat jarang
digunakan, sedangkan sosiologi lebih cenderung menggunakan deskripsi dan
eskplanasi dan prediksi yang jarang digunakan.
6.
Metode yang digunakan dalam ekoonomi
cenderung mengunakan penerapan hipotesa dan penggunaan model-model dalam bentuk
matematik. Sedangkan sosiologi menggunakan metode berupa hermeneutik,
etnografi, dan fenomenologi termasuk metode historis dan perbandingan.
DAFTAR
PUSTAKA
·
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/03/4-faktor-produksi-dalam-ekonomi-secara-lengkap.html"
·
http://sekolahumarusman.com/peran-pengusaha-dalam-perekonomian/
·
http://poinesia.blogspot.co.id/2013/12/peran-seorang-pengusaha-dalam-majunya.html
·
http://muhrisqan.blogspot.co.id/2011/09/peranan-pengusaha.html
·
http://www.selangkahlagi.com/2015/03/pengertian-sistem-perekonomian-pasar-bebas-ciri-kelemahan-kelebihan.html
·
http://kantinkuning.blogspot.co.id/2013/04/perencanaan-ekonomi-terpusat.html
·
http://www.artikelsiana.com/2015/01/pengertian-sistem-ekonomi-campuran-ciri-ciri.html#
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian